Keutamaan Sedekah

24/11/2021| IslamWeb

Sedekah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Ia adalah bukti dan tanda paling jujur bagi ketulusan iman orang yang bersedekah. Hal itu, karena karakter hawa nafsu manusia adalah cinta terhadap harta dan selalu berusaha untuk menimbunnya. Maka, barang siapa yang menginfakkan hartanya dan menyalahi keinginan hawa nafsunya, hal itu adalah bukti keimanannya dan kebenaran keyakinannya. Dalam hal ini Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sedekah adalah bukti." Yakni bukti bagi kebenaran iman seorang hamba. Hal itu tuntunya jika ia meniatkan sedekahnya karena Allah, bukan karena pamer atau ingin didengar.

Oleh karena itu, terdapat banyak dalil yang menerangkan keutamaan sedekah dan infak di jalan Allah, serta mendorong seorang muslim untuk banyak memberi demi meraih pahala Allah—Subhânahu wata`âlâ.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah menjadikan infak kepada para peminta-minta dan orang-orang miskin sebagai sifat paling khusus bagi hamba-hamba-Nya yang selalu berbuat baik. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." [QS. Adz-Dzâriyât: 16-19]

Allah—Subhânahu wata`âlâ—, Rabb Yang Maha Pemurah yang tiada mengingkari janji-Nya, telah berjanji akan mengganti harta yang diinfakkan oleh orang-orang yang berinfak di jalan-Nya. Dia berfirman (yang artinya): "Katakanlah, 'Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).' Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." [QS. Saba': 39]. Allah—Subhânahu wata`âlâ—juga berjanji akan melipatgandakan anugerah kepada orang-orang yang berinfak dengan nilai yang berlipat-lipat lebih besar. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." [QS. Al-Baqarah: 245]

Sedekah dengan harta adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah. Bahkan jihad dengan harta selalu didahulukan dari jihad dengan jiwa dalam semua ayat yang di dalamnya disebutkan tentang jihad, kecuali dalam satu ayat saja. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta kalian, jiwa kalian dan lisan kalian." [HR. Abû Dâwud]

Di dalam sunnah Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—banyak sekali nash-nash hadits yang menganjurkan bersedekah, dan menerangkan balasan pahalanya. Nash-nash hadits tersebut menyenangkan mata kaum mukminin dan menenangkan jiwa orang-orang yang rajin bersedekah. Di antaranya menjelaskan bahwa sedekah adalah salah satu amalan yang paling mulia dan dicintai oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ. Diriwayatkan dari Ibnu `Umar—Semoga Allah meridhainya—bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Dan sesungguhnya di antara amal yang paling dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam hati seorang mukmin, engkau menyelesaikan masalahnya, membayarkan hutangnya, dan menghilangkan laparnya." [HR. Al-Baihaqi. Menurut Al-Albâni: hasan]

Sedekah akan mengangkat derajat orang yang melakukannya sampai ke derajat yang paling tinggi. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Dunia itu hanyalah untuk empat orang: seorang hamba yang diberi rezeki berupa harta dan ilmu kemudian ia bertakwa kepada Allah dalam hal itu, menyambung tali silaturrahminya, dan ia mengetahui bahwa Allah memiliki hak di dalamnya. Orang seperti ini adalah yang kedudukannya paling tinggi." [HR. At-Tirmidzi]

Sedekah juga dapat mencegah datangnya musibah bagi orang yang melakukannya, dan menyelamatkannya dari berbagi kesusahan dan kesulitan. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Orang yang suka berbuat baik akan dilindungi dari keburukan, penyakit, dan kehancuran. Orang yang suka berbuat baik di dunia, mereka adalah orang yang suka berbuat baik di Akhirat." [HR. Al-Hâkim. Menurut Al-Albâni: shahîh]

Di dalam hadits Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—disebutkan juga tentang besar dan berlipatgandanya pahala sedekah. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tak seorangpun yang bersedekah dengan harta yang baik—karena Allah tidak menerima selain yang baik-baik—melainkan Yang Maha Pemurah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu sedekah itu berkembang di telapak tangan-Nya hingga menjadi lebih besar dari gunung, sebagaimana seorang dari kalian merawat tanaman biji-bijiannya." [HR. Muslim]

Sedekah juga dapat menghapus dosa dan kesealahan. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sedekah dapat menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api." [HR. At-Tirmidzi]. Ia juga merupakan penyebab utama keberkahan harta, dan bertambahnya rezeki. Dan Allah akan memberi ganti kepada orang yang bersedekah dengan yang lebih baik dari sedekahnya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi, "Wahai manusia berinfaklah! Niscaya Aku akan berinfak kepadamu." [HR. Muslim]. Selain itu sedekah juga merupakan pelindung dari azab Allah. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Lindungilah dirimu dari neraka walau dengan secuil kurma." [HR. Al-Bukhâri]

Sedekah adalah bukti kejujuran iman, kekuatan keyakinan, dan prasangka baik kepada Rabb semesta alam. Dan banyak lagi berbagai keutamaan sedekah lainnya yang menjadikan seorang muslim selalu mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah, dan mejauhkan diri dari bisikan syetan yang menakut-nakutinya dengan kemiskinan dan menghiasinya dengan kekikiran. Mahabenar Allah dengan firman-Nya (yang artinya): "Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." [QS. Al-Baqarah: 268]

Kita memohon kepada Allah—Subhânahu wata`âlâ—semoga Dia menjadikan kita orang yang gemar berinfak di jalan-Nya, dan tidak menjadikan kita orang yang pelit dan kikir dalam menaati-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Maha Mengabulkan permohonan. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

 

www.islamweb.net