Hidup Bahagia Itu Terwujud dengan Mengikuti Al-Quran dan Sunnah

6-10-2019 | IslamWeb

Pertanyaan:

Bagaimana jalan menuju kehidupan beragama yang lurus di tengah berbagai perkembangan zaman yang banyak mendorong menuju kerusakan? Apakah hijrah meninggalkan negeri yang sudah tidak mengindahkan Agama dan suara hati adalah solusi?

Jawaban:

Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Kehidupan yang bahagia dan lurus akan terwujud dengan berpegang teguh pada Kitab Suci Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dan mengikuti petunjuk-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya (yang artinya): "Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." [QS. Al-Baqarah: 38]. Para ulama Tafsir mengatakan bahwa maksudnya adalah tidak ada kegentaran pada mereka di Dunia dalam menghadapi segala ujian dan hal-hal yang menyesatkan, serta tidak pula mereka bersedih hati kelak di Akhirat.

Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—juga berfirman (yang artinya): "Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." [QS. Thâhâ: 123]. Yakni, ia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka kelak di Akhirat.

Karena itu, kita semua berkewajiban untuk berpegang teguh kepada ajaran Kitab Suci Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dan Sunnah Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—sesuai dengan pemahaman para ulama generasi awal umat ini. Di samping itu, kita semua harus komitmen hidup bersama jamaah Kaum Muslimin, berteman dengan orang-orang yang shalih di antara mereka, memperbanyak doa kepada Allah, menundukkan diri kepada-Nya agar dilindungi dari segenap godaan hawa nafsu dan ujian yang menyesatkan, serta memperbanyak amal shalih. Dengan demikian, kita akan menikmati hidup yang bahagia dan baik sebagaimana dijanjikan oleh Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dalam firman-Nya (yang artinya): "Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala untuk mereka atas amalan terbaik yang telah mereka kerjakan." [QS. An-Nahl: 97]

Terkait masalah hijrah, para ulama menegaskan bahwa diwajibkan kepada seseorang untuk berhijrah (pindah) dari negeri di mana ia menyaksikan banyak kemungkaran dan ia khawatir akan terjerumus ke dalamnya. Kemudian hendaklah ia berhijrah ke negeri yang tidak ada kemungkaran di sana. Jika tidak menemukannya, ia harus pindah ke negeri yang sedikit kemungkarannya.

Kami berdoa semoga Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—memberi taufiq kepada kita semua agar dapat melaksanakan apa-apa yang disukai dan diridhai-Nya

Wallâhu a`lam.

www.islamweb.net