Islam Web

Haji & Umrah

  1. Haji & Umrah
  2. Puasa

Hukuman Bagi Orang Yang Meninggalkan Puasa Ramadhan

Hukuman Bagi Orang Yang Meninggalkan Puasa Ramadhan

Diriwayatkan dari Abu Umâmah Al-Bâhili—Semoga Allah meridhainya—, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, 'Ketika aku sedang tertidur, aku bermimpi didatangi oleh dua orang laki-laki. Keduanya memegang lenganku, lalu membawaku ke sebuah gunung yang tandus. Kedua laki-laki itu lalu berkata kepadaku, 'Naik.' Aku berkata, 'Aku tidak sanggup.' Keduanya lalu berkata, 'Kami akan memudahkanmu.' Aku pun naik hingga sampai ke puncak gunung. Seketika itu juga, aku mendengar suara yang sangat keras. Aku pun bertanya, 'Suara apakah itu?' Mereka menjawab, 'Itu adalah teriakan penghuni neraka.' Kemudian keduanya membawaku. Pada saat itu aku melihat orang-orang yag digantung dengan kaki di atas, mulut robek, dan darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapakah mereka?' Dijawab, 'Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum sempurna puasa mereka." [HR. An-Nasâ'i, At-Thabarâni, Al-Baihaqi, Al-Hâkim, Ibnu Khuzaimah, dan menurut Ibnu Hibban: Shahîh]

Pelajaran Dan Hukum Yang Dapat Diambil Dari Hadits

1. Menegaskan adanya siksa kubur. Dan bahwa adanya siksa kubur telah ditetapkan oleh Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma`. Bahkan Imam Ahmad—semoga Allah merahmatinya—pernah mengatakan, "Adanya siksa kubur adalah kebenaran yang tidak diingkari kecuali oleh orang yang sesat dan menyesatkan." [Lihat: Ar-Rûh, As-Sunnah karya Al-Lâlikâi, dan Itsbât `Adzâbil Qabr karya Al-Baihaqi]

2. Siksa kubur berlaku pada ruh dan jasad, dengan cara yang hanya diketahui oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ. Ibnul Qayyim—semoga Allah merahmatinya—berkata, "Para ulama salaf berpendapat jika seseorang meninggal, maka ia akan berada dalam kenikmatan atau siksaan. Hal itu berlaku pada jasad dan ruh. Setelah ruh berpisah dengan badan, ruh akan ditimpakan kenikmatan atau siksaan. Terkadang ruh kembali ke jasadnya sehingga keduanya dapat merasakan kenikmatan atau siksaan bersama-sama. Kemudian pada saat hari kiamat tiba, ruh-ruh tersebut dikembalikan kepada jasad-jasadnya, lalu dibangkitkan dari kubur masing-masing untuk menghadap Rabb semesta alam." [Lihat: Ar-Rûh dan Majmû`ul Fatâwa]

3. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—diperlihatkan dalam tidurnya beberapa gambaran tentang siksa kubur. Dan mimpi para nabi adalah benar, sebab ia termasuk wahyu.

4. Menjelaskan betapa pedihnya siksa kubur. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim merasa takut akan siksa kubur, menjauhi sebab-sebabnya, serta mengambil langkah-langkah agar selamat dari siksaanya.

5. Hadits di atas memuat ancaman keras bagi orang yang berbuka secara sengaja, tanpa udzur, dan tahu hukum, pada bulan Ramadhan sebelum waktunya. Pebuatan tersebut termasuk dosa besar dan dapat mendatangkan siksa yang sangat pedih.

6. Jika siksa itu berlaku bagi orang yang berbuka sebelum matahari terbenam, terlebih lagi orang-orang yang tidak berpuasa pada bulan Ramadhan atau beberapa hari dari bulan Ramadhan tanpa ada udzur syar`i yang membolehkannya untuk meninggalkan puasa. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang berbuat demikian hendaknya segera bertobat dengan sebenar–benar tobat agar terhindar dari ancaman siksa kubur yang pedih.

 

Artikel Terkait

Keutamaan Haji