Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Ringkasan Ajaran Islam

Peringatan terhadap Dosa Besar

 Peringatan terhadap Dosa Besar

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):

·         "Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosa kecil) kalian dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (Surga)." [QS. An-Nisâ': 31];

·         "(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya." [QS. An-Najm: 32]

Setelah mengetahui hal ini, adalah sebuah kemestian bagi setiap muslim untuk mengenal dengan benar apa itu dosa besar, dan berusaha sekuat tenaga menghindarinya. Tujuannya adalah agar dosa-dosa itu tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk mencapai ampunan Allah yang luas dan tempat mulia yang telah Allah janjikan kepadanya. Apalagi Baginda Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—telah memperingatkan kita agar tidak melakukannya dalam sabda beliau: "Shalat yang lima waktu, dan antara satu Jum'at dengan Jum'at berikutnya adalah penghapus bagi dosa-dosa yang dilakukan di sela-selanya, selama dosa besar tidak dilakukan." [HR. Muslim dan At-Tirmidzi]

Dalam tulisan ini, penulis akan menyebutkan beberapa dosa besar yang mesti diperhatikan oleh setiap muslim untuk diketahui hakikatnya, sehingga bisa dihindari. Kami sengaja memilih beberapa jenis dosa yang dirasa penting diketahui oleh mayoritas manusia. Semoga Allah—Subhânahu wata`âlâ—menjaga kita semua dari dosa dan maksiat, serta menutup lembaran hidup kita dengan kebahagiaan.

1.      Mempersekutukan Allah—Subhânahu wata`âlâ—(syirik).

Terkait hal ini, Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah niscaya Allah mengharamkan baginya Surga, dan tempatnya adalah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [QS. Al-Mâ'idah: 72];

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan dosa yang paling besar? (Yaitu) mempersekutukan Allah." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Mempersekutukan Allah (syirik) terbagi kepada dua macam: Pertama, syirik besar, yaitu menyembah selain Allah, atau mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Kedua, syirik kecil, di antaranya adalah riya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman dalam sebuah hadits Qudsi: "Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa yang melakukan sebuah amalan yang di dalamnya ia mempersekutukan Aku dengan selain-Ku, maka aku akan membiarkan ia dan sekutunya itu." [HR. Muslim]

2.      Membunuh.

Terkait hal ini, Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, mengutuknya, serta menyediakan azab yang besar baginya." [QS. An-Nisâ': 93];

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Hindarilah tujuh perkara yang membinasakan, yaitu (di antaranya): mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya)." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

3.      Sihir.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): ".tetapi hanya Syetan-syetan-lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia." [QS. Al-Baqarah: 102];

Hal ini juga dikuatkan oleh sabda Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallamdi atas: "Hindarilah tujuh perkara yang membinasakan, yaitu (di antaranya): mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya)." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

4.      Meninggalkan Shalat.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Maka datanglah sesudah mereka itu para pengganti (generasi penerus) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertobat, beriman, dan beramal shalih, maka mereka akan masuk Surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun." [QS. Maryam: 56-60]

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sesungguhnya pembeda antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia telah kafir." [HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan An-Nasâ'i]

5.      Tidak Membayar Zakat.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir tentang adanya (kehidupan) Akhirat." [QS. Fushshilat: 6-7]

6.      Mendurhakai Orang Tua.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan Tuhanmu telah memutuskan supaya engkau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah engkau berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya kata 'ah' dan janganlah engkau membentak mereka, tapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil'." [QS. Al-Isrâ': 23-24]

Dalam sebuah hadits, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Keridhaan Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua." [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibbân]

7.      Zina.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." [QS. Al-Isrâ': 32].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Jika seorang hamba berzina maka iman akan keluar dari dirinya dan berada di atas kepalanya seperti bayangan. Seandainya ia meninggalkan zina itu maka iman akan kembali kepadanya." [HR. Abû Dâwûd dan Al-Hâkim]

8.      Liwâth (Homoseksual).

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Mengapa kalian menggauli jenis lelaki di antara manusia, dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhan kalian untuk kalian, bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas." [QS. Asy-Syu`arâ': 165-166].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth." [HR. An-Nasâ'i]

9.      Memakan Riba.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman. Maka seandainya kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertobat (dari memakan riba), maka bagi kalian pokok harta kalian; kalian tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." [QS. Al-Baqarah: 278-279].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Allah melaknat pemakan riba dan orang yang mewakilkannya." [HR. Muslim]

10.   Memakan Harta Anak Yatim.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—(yang artinya):

·         "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perut mereka dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka)." [QS. An-Nisâ': 10];

·         "Dan janganlah kalian mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang paling baik." [QS. Al-An`âm: 152]

11.   Berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Allah—`Azza wajalla—berfirman (yang artinya): "Dan pada hari Kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, muka mereka menjadi hitam." [Az-Zumar: 60].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam Neraka." [HR. Al-Bukhâri]

12.   Sombong, Angkuh, dan Ujub.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—(yang artinya): "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." [QS. An-Nahl: 23].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidak akan masuk ke dalam Surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar atom." [HR. Muslim]

13.   Bersaksi Palsu.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Maka jauhilah oleh kalian berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan palsu." [QS. Al-Hajj: 30].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidak akan bergeser kaki orang yang bersaksi palsu pada hari Kiamat sampai Neraka menjadi hukuman yang pasti baginya." [HR. Ibnu Mâjah dan Al-Hâkim].

Dalam hadits lain, beliau bersabda, "Maukah kalian aku beritahu dosa-dosa yang paling besar? (Yaitu) mempersekutukan Allah dan mendurhakai orang tua. Begitu pula dengan perkataan yang palsu." Beliau terus mengulang-ulangi kalimat ini, sampai para shahabat bergumam, "Semoga beliau segera diam." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

14.   Meminum Minuman Keras.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah termasuk perbuatan Syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan." [QS. Al-Mâ'idah: 90].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Allah melaknat khamar, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya, orang yang menjualnya, orang yang membelinya, orang yang membuatnya, orang yang meminta dibuatkan, orang yang membawanya, orang yang dibawakan, dan orang yang memakan uang hasil penjualannya." [HR. Abû Dâwûd dan Al-Hâkim].

Dalam hadits lain, beliau juga bersabda, "Tidaklah seorang mukmin akan meminum khamar jika ia berada dalam keadaan beriman." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

15.   Berjudi.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah termasuk perbuatan Syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan." [QS. Al-Mâ'idah: 90]

16.   Menuduh Wanita Baik-baik Berbuat Zina.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (zina) wanita-wanita yang baik lagi terjaga dan beriman niscaya akan dilaknat di dunia dan Akhirat, dan bagi mereka azab yang besar." [QS. An-Nûr: 23].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang menuduh seorang hamba sahaya perempuan berbuat zina, maka akan diberlakukan atasnya hukum had pada hari Kiamat, kecuali jika perempuan itu benar-benar melakukan apa yang ia tuduhkan." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

17.   Mencuri.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas apa yang mereka kerjakan dan sebagai hukuman dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." [QS. Al-Mâ'idah: 38].

Dalam sebuah hadits, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidaklah seseorang akan berzina bila ia berada dalam keadaan beriman. Tidaklah seseorang mencuri bila ia berada dalam keadaan beriman." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

18.   Menyamun.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya balasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediaman mereka). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di Akhirat mereka akan mendapakan siksaan yang besar." [QS. Al-Mâ'idah: 33]

19.   Sumpah Palsu.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang mengucapkan sumpah untuk mendapatkan harta seorang muslim dan ia berbohong dalam sumpah itu, maka ia akan menemui Allah yang berada dalam keadaan murka kepadanya." [HR. Al-Bukhâri]

20.   Berbuat Zalim (Aniaya).

Kezaliman bisa berbentuk memakan harta orang lain secara tidak benar, memukul, mencaci-maki, atau menganiaya dan bertindak semena-mena kepada orang yang lemah. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan kelak orang-orang yang zalim itu akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali." [QS. Asy-Syu`arâ': 227].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Hindarilah kezaliman. Karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan pada hari Kiamat nanti." [HR. Muslim]

21.   Bunuh Diri.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah kalian membunuh diri kalian; karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kalian. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka kami kelak akan memasukkannya ke dalam Neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." [QS. An-Nisâ': 29-30].

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Melaknat seorang mukmin sama dengan membunuhnya. Barang siapa yang menuduh seorang mukmin berbuat kekufuran berarti ia sama dengan membunuhnya. Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu maka Allah akan mengazabnya pada hari Kiamat dengan sesuatu itu." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

22.   Berbohong dalam Banyak Ucapan.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berbohong." [QS. Âli `Imrân: 60]

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Sesungguhnya kebohongan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan mengarahkan ke Neraka. Sesungguhnya seorang laki-laki berbuat bohong sampai ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang pembohong." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

23.   Menghukum dengan Selain Hukum Allah.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Barang siapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." [QS. Al-Mâ'idah: 44].

24.   Perempuan Menyerupai Laki-laki dan Sebaliknya.

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallambersabda, "Allah melaknat laki-laki yang meniru gaya perempuan, dan perempuan yang meniru gaya laki-laki." [HR. Al-Bukhâri]

25.   Dayyûts (Tidak ada Kecemburuan dalam Menjaga Martabat Keluarga).

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tiga golongan manusia yang tidak akan masuk ke dalam Surga, yaitu: Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya; orang yang dayyûts, dan perempuan yang menyerupai laki-laki." [HR. An-Nasâ'i, Al-Hâkim, dan Ahmad]

26.   Tidak Bersuci dari Kencing.

Ini adalah perbuatan orang-orang Nasrani. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan pakaianmu sucikanlah." [QS. Al-Muddatstsir: 4]

Pada suatu hari, ketika lewat di dekat dua buah kuburan, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sesungguhnya penghuni dua kuburan ini sedang diazab; dan mereka tidaklah diazab karena dosa besar. Salah satu dari mereka diazab karena tidak bersuci dari kencingnya, sedangkan yang kedua diazab karena suka mengadu domba." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

27.   Berkhianat.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan sesungguhnya Allah tidak menyukai tipu daya orang-orang yang berkhianat." [QS. Yûsuf: 52].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji." [HR. Ahmad]

28.   Menuntut Ilmu Demi Dunia dan Menyembunyikan Ilmu.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknat." [QS. Al-Baqarah: 159].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Barang siapa yang mempelajari suatu ilmu yang mestinya dipelajari untuk mencari keridhaan Allah, dan ia tidak mencarinya melainkan untuk mendapatkan kesenangan dunia, maka ia tidak akan memperoleh aroma Surga pada hari Kiamat." [HR. Abû Dâwûd]

29.   Menyebut-nyebut Kebaikan yang Diberikan kepada Orang Lain.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian hilangkan (pahala) sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." [QS. Al-Baqarah: 264].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Tiga golongan manusia yang tidak akan Allah terima amalan sunnah dan amalan wajibnya, yaitu: Orang yang durhaka, orang yang suka menyebut-nyebut kebaikannya, dan orang yang mendustakan takdir." [HR. Ath-Thabrâni dan Ibnu Abî 'Âshim]

30.   Mengorek-ngorek Rahasia Orang Lain.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain." [QS. Al-Hujurât: 12].

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Barang siapa yang mendengar pembicaraan suatu kaum dan mereka tidak menyukainya (mendengarkan pembicaraan itu), maka telinganya kelak akan disiram dengan timah panas pada hari Kiamat. Barang siapa yang menggambar sebuah gambar, maka ia kelak akan diazab dan diperintahkan meniupkan ruh kepada gambar itu, dan ia tidak bisa meniupkannya." [HR. Al-Bukhâri]

31.   Mengadu Domba.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah engkau mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang ke sana ke mari menghambur fitnah." [QS. Al-Qalam: 10-11].

Pada suatu hari, ketika lewat di dekat dua buah kuburan, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sesungguhnya penghuni dua kuburan ini sedang diazab, dan mereka tidaklah diazab karena dosa besar. Salah satu dari mereka diazab karena suka mengadu domba." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

32.   Melaknat (Mengutuk).

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Melaknat seorang mukmin sama seperti membunuhnya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

33.   Membenarkan Dukun dan Ahli Nujum.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang mendatangi tukang tenung atau dukun, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka berarti ia telah kafir dengan ajaran yang diturunkan kepada Muhammad." [HR. Ahmad dan Al-Hâkim]

34.   Wanita Melawan Suami.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Wanita-wanita yang kalian khawatirkan akan nusyuz (melawan kepada suami), maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." [QS. An-Nisâ': 34]

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Jika seorang seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur (untuk berhubungan badan), tapi si istri tidak mau, sehingga suaminya tidur dalam keadaan marah, maka si istri dilaknat oleh Malaikat sampai pagi." [HR. Al-Bukhâri]

35.   Menyakiti Tetangga.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya." [HR. Muslim]

36.   Pemimpin Menipu Rakyat.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya dosa itu ditimpakan atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih." [QS. Asy-Syûrâ: 42]

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Setiap pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya adalah di Neraka." [HR. Ahmad]

37.   Makan dan Minum dengan Piring dan Gelas Emas atau Perak.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Orang yang makan dan minum di wadah yang terbuat dari emas dan perak sesungguhnya ia sedang mengalirkan neraka Jahanam ke dalam perutnya." [HR. Muslim]

38.   Memakai Sutera dan Emas bagi Laki-laki.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sesungguhnya orang (laki-laki) yang memakai sutera di dunia adalah orang yang tidak akan memiliki bagian lagi di Akhirat kelak." [HR. Muslim]

39.   Berdebat dan Berbantah-bantahan.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang berdebat mempertahankan sesuatu yang batil sementara ia mengetahuinya, niscaya akan senantiasa berada dalam murka Allah sampai ia meninggalkannya." [HR. Abû Dâwûd]

40.   Mengurangi Timbangan dan Takaran.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang." [QS. Al-Muthaffifîn: 1]

41.   Merasa Aman dari Makar (Ujian dan Azab) Allah.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." [QS. Al-A`râf: 99]

Pada suatu ketika, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—berucap dalam doa beliau, "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati dan pandangan, tetapkanlah hati kami dalam Agama-Mu." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Anda mengkhawatirkan kami?" Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—menjawab, "Sesungguhnya hati terletak di antara dua jari Tuhan Yang Maha Penyayang, dan Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya." [HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Hâkim]

42.   Mengkafirkan Seorang Muslim.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang mengatakan kepada saudaranya: 'Wahai kafir', maka kata-kata itu akan menimpa salah satu dari mereka." [HR. Al-Bukhâri]

43.   Meninggalkan Shalat Jum'at dan Shalat Jemaah.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda:

·         "Hendaklah kaum-kaum itu berhenti meninggalkan shalat Jum'at, atau Allah akan menutup hati mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang lalai." [HR. Muslim];

·         "Barang siapa yang mendengar panggilan (azan), dan ia tidak memenuhinya, maka tidak ada (nilai) shalat baginya, kecuali bila ia memiliki uzur." [HR. Ahmad dan Ibnu Hibbân]

44.   Membuat Makar Jahat dan Penipuan.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Makar yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri." [QS. Fâthir: 43]

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Membuat makar dan menipu (adalah perbuatan yang) tempatnya di Neraka." [HR. Al-Baihaqi dalam kitab Syu`abul Îmân]

45.   Mencaci Shahabat Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Janganlah kalian menghina shahabatku. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalau pun salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar bukit Uhud, niscaya ia tidak akan mampu menyamai satu mud atau setengah mud- pun derajat salah seorang dari mereka." [HR. Al-Bukhâri]

46.   Meratapi Mayat.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Ada dua perkara yang jika ada pada seseorang maka ia menjadi kafir, yaitu: Mencela nasab dan meratapi mayat." [HR. Muslim dan Ahmad]

47.   Mengubah Batas Tanah.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah." [HR. Muslim]

48.   Menyambung Rambut, Mencabut Alis, Mengasah Gigi, dan Membuat Tato.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda:

·         "Allah melaknat wanita yang membuat tato dan yang minta dibuatkan tato, yang mencukur alis dan yang minta dicukurkan alisnya, serta yang mengasah gigi untuk kecantikan, yang mereka itu merubah ciptaan Allah." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

·         "Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan rambutnya, yang membuat tato dan yang meminta dibuatkan tato." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

49.   Melakukan Kejatahan di Sekitar Masjidil Haram.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir, dan siapa yang bermaksud melakukan kejahatan di dalamnya secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih." [QS. Al-Hajj: 25]

Pada suatu ketika, seorang laki-laki bertanya kepada Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Apakah dosa besar itu?" Beliau menjawab, "Dosa besar itu ada sembilan, (yaitu): Menyekutukan Allah." Salah satu yang beliau sebutkan juga adalah: ".dan menghalalkan Masjidil Haram, kiblat kalian (untuk berbuat kejahatan)." [HR. Abû Dâwûd dan An-Nasâ'i]

50.   Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan Tanpa Uzur dan Meninggalkan Ibadah Haji bagi Orang yang Mampu.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Islam dibangun di atas lima pilar, yaitu: Bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan haji." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Terakhir, kita memohon kepada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahakuasa agar senantiasa memelihara kita, sehingga tidak terjerumus ke dalam salah satu dosa-dosa besar itu. Semoga Allah juga memutihkan wajah kita, sebagaimana yang Dia gambarkan dalam firman-Nya (yang artinya): "Pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram wajahnya (kepada mereka dikatakan): 'Kenapa kalian kafir sesudah kalian beriman? Karena itu, rasakanlah azab disebabkan kekafiran kalian itu'. Adapun orang-orang yang wajah mereka putih berseri, maka mereka berada dalam rahmat Allah (Surga), mereka kekal di dalamnya." [QS. Âli `Imrân: 106-107]

 

 

Artikel Terkait