Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Artikel Lainnya

Aku Merindukan Allah

Aku Merindukan Allah

Oleh: Syaikh Hâni Hilmi

Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Telah lama ia melupakan Allah, berkubang dengan maksiat, selalu congkak menentang Dzat yang senantiasa mengawasinya. Sampai kemudian ia berkesempatan berangkat ke kota suci itu, dan pandangannya pun jatuh pada bangunan Ka`bah yang agung. Dari sanalah, kehidupannya mulai mengalir. Ia wukuf di Arafah, berdoa dan memanjatkan segenap harapannya di sana. Kemudian ia menyembelih kurban sekaligus menyembelih nafsunya. Setelah itu, ia melempar Syetan dengan tiga Jamrah. Dan akhirnya, ia kembali ke Ka`bah dengan tangisan kegembiraan.

Bangkitkanlah kerinduan kepada Allah, karena itu dapat mendorong Anda bersegera menjemput keridhaan-Nya. Hiduplah Anda dengan ibadah seperti ini, ibadah kerinduan, agar Anda dapat menjumpai-Nya dengan hati Anda, sesuatu yang tidak mampu Anda capai dengan jasad Anda.

Bayangkanglah bahwa Anda akan menemui Tuhan penguasa Ka`bah, bukan hanya mengunjungi Ka`bah. Resapilah bahwa Anda akan mendekat kepada Dzat Yang Maha Pengampun, bukan semata mendekati sebongkah batu. Bayangkanlah pula betapa suci dan agungnya Tanah Haram jika Anda belum berkesempatan ke sana.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi: "Barang siapa yang Aku beri kesehatan badan dan kelapangan rezeki tapi tidak mau mengunjungi rumah-Ku ini setelah berlalu lima tahun, maka ia tertutup dari (rahmat-Ku)." [Menurut Syaikh Al-Albâni: shahîh]

Saat berkunjung ke Baitullah, Anda jelas tidak akan dapat melihat Allah. Menyadari hal itu, shalatlah sebagaimana dahulu Nabi Musa—`Alaihis salâm—bermunajat dengan hati dan jiwa bergetar karena kerinduan kepada Allah, seraya berucap (yang artinya): ".Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." [QS. Al-A`râf: 143]

Ketauhilah bahwa Anda akan melihat-Nya kelak apabila hijab telah tersingkap. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Bila penduduk Surga telah masuk ke Surga, AllahSubhânahu wa Ta`âlâberfirman: 'Apakah kalian menginginkan sesuatu agar Aku tambahkan untuk kalian?' Mereka menjawab, 'Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?' Lalu Allah membukakan hijab (pembatas), sehingga tidak ada satu pun anugerah yang lebih mereka sukai daripada anugerah memandang Tuhan mereka." [HR. Muslim]

Tidakkah Anda merindukan Baitullah yang sebenarnya? Sebuah tempat yang digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya): ". tempat berkumpul bagi manusia, dan tempat yang aman." [QS. Al-Baqarah: 125]

Sufyan ibnu 'Uyainah melakukan haji sebanyak delapan puluh kali. Karena kerinduannya yang luar biasa kepada Allah, ia selalu berdoa di setiap haji yang ia lakukan, 'Ya Allah, janganlah engkau jadikan haji ini sebagai kali terakhir aku mengunjungi-Mu'. Hingga pada haji terakhirnya sebelum wafat, ia tidak lagi mengucapkan doa tersebut. Ketika para sahabatnya menanyakan sebab ia tidak lagi mengucapkan itu, ia menjawab, 'Aku sudah malu kepada Rabb-ku'.

Diceritakan pula, bahwa Ummu Aiman, istri Abu Ali Ar-Rûdzbâri, pernah keluar dari kawasan Mesir saat rombongan jemaah haji berangkat ke Baitullah. Ketika ia melihat iring-iringan jemaah itu, ia berseru, "Aduhai betapa lemahnya (aku), betapa tidak berdayanya (aku), betapa sedihnya (aku)." Semakin lama, tangis dan ratapannya semakin keras. Di sela tangisnya ia berkata, "Ini baru kesedihan orang yang terputus dari Baitullah (tidak mampu mengunjunginya), bagaimana pula gerangan orang yang terputus dari Tuhannya?"

Di antara orang-orang shalih ada yang tersedu-sedu menangis jika melihat rombongan jemaah haji, sembari berkata, "Seandainya aku pantas untuk mendapatkan kedudukan ini (menunaikan haji), tentu aku telah menyertai mereka." Ya Allah, izinkan kami untuk mengecap lezatnya kedekatan dengan-Mu.                            

Bangkitkan kerinduan Anda dengan hal-hal berikut:

1.    Selalulah dengarkan seruan Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—(yang artinya): "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." [QS. Al-Hajj: 27];

2.    Bayangkan bahwa Anda diberikan karunia melihat Allah di hari Kiamat kelak, dan tidak lagi akan ada ketidakmampuan menemui-Nya di sana. Cukuplah kita terhijab dari-Nya di dunia. Apakah kita sanggup menahan derita yang disebutkan dalam ancaman Allah (yang artinya): "Engkau sekali-kali tidak akan sanggup melihat-Ku." [QS. Al-A`râf: 143]. Begitu juga hukuman yang disebutkan dalam ayat (yang artinya): "Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka." [QS. Al-Muthaffifîn: 15];

3.    Perbanyaklah mengingat-Nya, jangan pernah putus bermunajat kepada-Nya dengan selalu mengucapkan dua kalimat indah: "Subhânallahi wa bihamdihî, subhânallâhil 'azhîm", untuk menanam benih cinta dan rindu kepada-Nya di dalam hati Anda.

4.    Khatamkanlah Al-Quran dari sekarang sebelum berakhir bulan Syawal, dengan niat memperdalam cinta Allah di hati Anda. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Siapa yang ingin mencintai Allah dan Rasul-Nya hendaklah membaca mushaf (Al-Quran)." [Menurut Syaikh Al-Albâni: hasan]

 

Artikel Terkait