Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Persoalan Masa Kini
  5. Kesehatan dan Sains

Perkembangan Motorik

Perkembangan Motorik

Perilaku

Aktivitas dimulai semenjak kehamilan, dan akan bertambah kuat seiring gerak pertumbuhan janin. Setelah kelahiran, gerakan bayi baru bisa dilihat secara kasat mata, namun gerakannya tidak terkontrol dan tidak terarah. Aktivitasnya tidak teratur. Hal ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kematangan fisiologis sistem saraf. Aktivitas janin ini terbagi menjadi dua bagian:

a. Aktivitas massif anggota tubuh. Aktivitas ini mencakup gerakan-gerakan umum di seluruh badan bayi. Ketika terjadi rangsangan terhadap bagian mana saja dari tubuhnya, bayi akan bergerak dengan seluruh badannya. Apabila rangsangan yang diberikan kuat maka ia akan merespon dengan jeritan. Disebabkan oleh aktivitas massif anggota tubuhnya ini, bayi mengeluarkan tiga kali lipat energi yang dikeluarkan oleh orang dewasa. Oleh karena itu, bayi cepat merasa penat dan lelah.

b. Aktivitas spesifik. Aktivitas ini mencakup gerakan bagian-bagian tertentu pada badan bayi. Di antara bentuk aktivitas ini adalah gerakan-gerakan reflek. Ada beberapa perbedaan individual pada bayi-bayi yang baru lahir. Sebagian ada yang sangat aktif, sebagian ada yang tenang, dan ada juga sebagian yang biasa-biasa saja.

Gerakan reflek: Gerakan reflek adalah gerakan yang tidak bisa dikontrol, dan ia berguna untuk menjaga kehidupan bayi. Di antara bentuk gerakan reflek ini adalah gerakan reflek mata, tersedak untuk mendorong makanan dari trakea (batang tenggorokan), reflek terhadap rasa sakit yang membuatnya menarik diri dari sumber rasa itu, reflek lentur pada persendian-persendian badan dan lutut, bersin, dan lain-lain.

Selain gerakan-gerakan reflek, tampak juga dari diri bayi reaksi-reaksi umum yang menggunakan otot-otot secara lebih besar daripada yang digunakan oleh gerakan reflek. Seperti memfokuskan pandangan pada cahaya, gerakan mata secara otomatis, mengeluarkan air mata, menyedot dan menelan ASI, gerakan lidah dan bibir, menghisap jempol, gerakan berirama pada mulut, mengernyitkan alis, memutar kepala, ekspresi gelisah, serta gerakan-gerakan menendang. Semua itu adalah gerakan-gerakan yang tidak sinergis dan tidak bertujuan.

Ibu harus berusaha menjaga supaya bayi tidak terkena rangsangan yang kuat, seperti cahaya atau suara yang keras, supaya bayi tidak ketakutan. Begitu juga, hindari memberikan rangsangan yang bersifat tiba-tiba, seperti merubah posisi bayi secara tiba-tiba atau mengikat gerakan-gerakan otomatisnya, atau menaruhnya di kasur yang basah, atau menaruh benda yang sangat di dingin di badannya.

Panca Indra Bayi

Pendengaran: Pendengaran pada bayi berada pada derajat paling bawah jika kita bandingkan dengan indra-indra yang lain. Hampir sebagian besar bayi berada pada kondisi tuli ketika baru lahir dan beberapa hari berikutnya, disebabkan tersumbatnya telinga bagian tengah oleh cairan asam amino. Oleh karena itu, bayi bahkan tidak mampu mendengar suara-suara keras yang dekat dengan telinganya. Tanda-tanda mulai terlihatnya respon terhadap suara dimulai sejak hari ketujuh setelah kelahiran.

Ada suara-suara yang memiliki makna sangat besar bagi si bayi, di antaranya adalah suara detak jantung ibu yang terbukti memiliki efek penenang terhadap bayi, karena dapat meredakan ketegangannya. Selain itu, suara-suara yang tenang dan teratur juga akan menimbulkan kenyamanan baginya.

Penglihatan: Retina mata yang menyimpan sel-sel indra penglihatan belum sempurna perkembangannya ketika bayi baru lahir. Ini berarti bahwa bayi ketika lahir mengalami buta warna sebagian atau total. Bayi yang baru lahir mampu memberi respon ketidaknyamanan terhadap sinar dalam minggu pertama kelahirannya. Selain itu, ia juga bisa memfokuskan pandangannya terhadap sumber cahaya, dan terkadang ia menutup matanya di depan sinar yang tajam. Namun bayi belum dapat memfokuskan pandangan kedua matanya sekaligus terhadap benda bergerak, karena sinergi otot antara kedua matanya belum sempurna.

Penciuman: Indra penciuman sudah sempurna saat kelahiran. Pada hari-hari pertama, bayi sudah dapat membedakan antara aroma susu ibunya dengan susu wanita lain.

Kepekaan Kulit: Bayi sudah dapat merasakan sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dan dingin. Kepekaan ini sudah ada ketika atau sesaat setelah kelahirannya. Karena perasaan-perasaan seperti ini mulai aktif beberapa saat sebelum kelahiran. Sebagai catatan, gerak aktivitas bayi akan bertambah pada cuaca dingin, dan berkurang pada cuaca panas.

Perasaan lapar dan haus: Ritme rasa lapar pada bayi muncul secara tidak teratur. Bukan hanya dari segi waktu, tetapi juga dari segi kuantitas. Bayi membutuhkan beberapa minggu sampai ritme rasa laparnya teratur, sehingga sesuai dengan waktu-waktu pemberian ASI. Perasaan lapar merupakan salah satu penyebab anak menangis. Seorang ibu dapat mengenal suara tangis bayinya yang sedang membutuhkan makanan.

Indra perasa: Indra perasa bayi berada dalam pertumbuhan yang sangat pesat, langsung setelah kelahiran. Indra penciuman sama kuatnya dengan indra perasa ini. Oleh karena itu, bayi dapat mengenal ibunya melalui kedua indra ini.

Ibu hendaknya tidak membuat bayi merasa cemas dengan merubah posisi bayi secara tiba-tiba, atau menghadapkannya ke sinar yang tajam. Ibu harus menyusui bayinya dengan interval waktu yang berdekatan, tidak harus mematuhi jadwal-jadwal tertentu untuk menyusui. Karena ritme rasa lapar dan kuantitas ASI yang ia berikan juga berbeda-beda. Ibu juga harus mengganti pakaian bayinya dalam jarak waktu yang tidak terlalu jauh. Lindungi bayi dari kasur yang basah, dari tekanan, dan dari perubahan suhu udara. Selain itu, Ibu mesti membantu bayi untuk tidur dan beristirahat. Ibu dapat bernasyid sampai si bayi memajamkan matanya. Ibu juga bisa berbicara serta bernyanyi untuk sang bayi saat merawat dan menyusuinya.

Perkembangan Bahasa pada Bayi

Teriakan Saat Kelahiran: Jeritan/tangisan pada waktu lahir merupakan permulaan hakiki untuk proses pernafasan. Suara itu lahir dari dorongan udara yang kuat melalui tenggorokan menuju paru-paru. Proses ini mengakibatkan pita suara bergetar untuk pertama kalinya. Jeritan ini memiliki fungsi fisiologis berupa pelebaran paru-paru sehingga memungkinkan bayi untuk bernafas, sekaligus menambahkan kuantitas oksigen untuk darah.

Sesaat setelah lahir, tangisan bayi sangat variatif dalam hal intensitas, ketajaman, dan kesinambungannya. Teriakan tangis ini mengandung makna-makna yang erat kaitannya dengan kondisi fisiologis bayi, misalnya rasa lapar, rasa sakit, ketidaknyamanan, dan kelelahan. Tangisan bayi ini akan disertai oleh gerakan tubuh yang berbeda-beda. Semakin keras jerit-tangis bayi, semakin bertambah pula gerakan tubuhnya. Gerakan ini berarti bahwa bayi membutuhkan perhatian. Dengan kata lain, gerakan ini merupakan semacam kemunikasi non-verbal. Bayi menangis sekitar dua jam dalam sehari, dan setiap tangisan memiliki maksud tertentu. Tangisan yang terputus-putus menunjukkan rasa tidak nyaman, tangisan yang tajam menunjukkan rasa sakit, dan tangisan yang panjang menunjukkan rasa marah.

Tangisan bayi akan semakin banyak bila ia merasa basah, mengalami muntah, dan emosional. Tangisan itu akan semakin berkurang apabila kesehatannya baik.

Suara-suara tidak beraturan: Bayi akan mengeluarkan suara-suara acak, tidak dipahami, tidak teratur, dan berlulang-ulang tanpa sebab. Suara-suara yang tidak teratur inilah yang nantinya akan terbentuk, teratur, dan menjadi bahan baku huruf dan kata-kata. Kadang-kadang bayi mengeluarkan ledakan-ledakan suara yang mirip dengan tarikan nafas yang dalam tanpa maksud. Itu terjadi hanya secara kebetulan, kemudian suara itu akan menguat dan akan berubah menjadi apa yang disebut dengan igauan kata-kata pada fase berikutnya. Igauan potongan-potongan kata inilah yang menjadi dasar kemampuan berbicaranya kelak.

Ibu harus berkontribusi dalam perkembangan bahasa bayi dengan cara berbicara dan bercengkerama dengannya. Walaupun bayi tidak mengerti makna kata-kata ibunya, akan tetapi itu akan membuatnya mudah untuk berbicara kelak.

Perkembangan Emosional Bayi

Tangisan: Tangisan adalah hal biasa pada fase ini. Bayi akan menangis dan menjerit sebagai respon terhadap rangsangan apapun, seperti gerakan-gerakan mendadak, perubahan posisinya secara tiba-tiba, rangsangan yang sangat dingin, atau tekanan yang keras terhadap badannya, atau kasur yang basah.

Kondisi emosional: Adalah tidak mungkin dibayangkan bahwa kondisi emosional bayi yang baru lahir dapat dipastikan secara jelas melalui bentuk emosi-emosi tertentu. Oleh karena itu, kita melihat para peneliti mengklasifikasikan emosional bayi ke dalam dua jenis: Pertama, respon menyenangkan (positif). Kedua, respon tidak menyenangkan (negatif). Salah satu karakteristik pembentukan emosional bayi adalah tidak adanya gradualitas respon yang menunjukkan tingkatan tertentu. Walaupun rangsangan berubah-ubah respon tetap pada frekuensi yang sama.

Bentuk fisik yang berkaitan dengan emosi bayi: Sistem saraf pada bayi terpengaruh oleh emosinya, dan itu dibarengi dengan meningkatnya frekuensi denyut jantung, bertambahnya tekanan darah, pucatnya muka, cepatnya gerak nafas, menyempitnya otot perut, bertambahnya ketegangan otot, dan terpancarnya hormon adrenalin.

Ibu harus mendekap bayinya dengan kehangatan kasih sayang dan cinta, serta memberikannya ketenangan jiwa. Tidak perlu cemas oleh tangisan bayi, karena hal itu adalah hal yang normal. Bahkan sudah terbukti bahwa tangisan dan teriakan akan membantu bayi mengembangkan pita-pita suaranya dan memperlebar paru-parunya, sehingga ia akan mendapatkan oksigen dalam jumlah besar yang penting untuk sistem sarafnya. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa ibu tidak perlu memberi respon yang cepat terhadap tangisan bayi.

Pertumbuhan Sosial Bayi

Pendidikan sosial bagi bayi: Ibu adalah individu paling penting dalam proses pendidikan sosial bagi bayi. Sejauh mana ibu sukses mengemban tugas ini, sejauh itu pula kesuksesan sosial anak setelah itu.

Pada mulanya, bayi bersifat egois dan hanya fokus pada dirinya sendiri, karena ia hampir belum bisa membedakan antara keberadaannya sekarang dengan keberadaannya sebelum ini di dalam rahim. Dimensi sosialnya belum akan tampak kecuali setelah mengalami pertambahan umur dan perkembangan perasaan terhadap keberadaan orang lain. Ibu juga harus berusaha keras membuat ikatan antara iadirinya dengan anaknya dibangun di atas dasar cinta yang kuat dan interaksi yang sehat.

Pertumbuhan Fisiologi Bayi

Detak jantung: Detak jantung pada bayi lebih cepat daripada detak jantung orang dewasa, dan frekuensi itu akan terus berkurang seiring pertumbuhannya. Pada waktu lahir, detak jantung bayi mencapai jumlah sekitar 160 kali permenit, sementara detak jantung orang dewasa hanya sekitar 72 kali permenit.

Pernapasan: Napas bayi lebih cepat daripada nafas orang dewasa, dan itu akan terus berkurang dan teratur seiring pertumbuhannya. Jumlah tarikan nafas bayi mencapai jumlah 30-40 kali dalam satu menit. Inilah angka yang normal bagi seorang bayi. Jika terjadi kelebihan sehingga mencapai 60 kali dalam satu menit, bayi harus secepatnya dperiksakan ke dokter.

Tensi Darah: Tensi darah bayi lebih lemah daripada tensi orang dewasa, tapi akan terus bertambah seiring pertumbuhannya.

Menyusui: Bayi perlu menyusu dengan interval waktu yang berdekatan dan tidak teratur, karena kuantitas susu yang ia minum masih sedikit. Bayi belum mampu mendapatkan kuantitas ASI yang sebenarnya ia butuhkan, karena ritme rasa laparnya yang tidak teratur. Bayi butuh menyusu minimal sekali setiap 3 jam.

Buang air besar dan kecil: bayi butuh buang air besar 4 sampai 5 kali sehari, dan buang air kecil 16 sampai 18 kali sehari.

Tidur: Bayi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Ia tidur 80 % dari total waktunya, dan itu akan terus berkurang sampai 49 % pada akhir tahun pertama. Ia tidak akan terbangun kecuali oleh rangsangan-rangsangan dari dalam, seperti tidak nyaman, sakit, atau lapar. Ia tidak akan terpengaruh oleh rangsangan luar kecuali suara ribut yang berlebihan dan perubahan suhu udara yang tiba-tiba.

Ibu harus memenuhi kebutuhan biologis mendasar pada bayi, berusaha sedapat mungkin menyusui bayi secara natural, menjaga kenyamanan bayi selama tidurnya, menjaga kebersihannya, serta mengganti pakaiannya yang basah.

Menyusui (ASI)

Setelah bayi keluar dari kehangatan rahim ibu yang,telah ia rasakan dalam rentang waktu lama, ia pun membutuhkan nutrisi jasmani dan rohani sebagai ganti dari apa yang biasa ia dapatkan ketika di dalam rahim ibunya itu. Oleh karena itu, sangat wajar jika setelah melahirkan, ibu langsung berusaha memberikan asupan makanan kepada bayinya dengan cara menyusuinya.

ASI adalah makanan paling ideal bagi bayi. ASI telah disiapkan langsung oleh Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ, di mana ia,bukan sekedar makanan fisik, tetapi juga merupakan nutrisi bagi jiwa, dalam bentuk kasih sayang dan kelembutan ibu kepada si bayi. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya menyusui bayi selama dua tahun, supaya ia terlindung dari penyakit-penyakit fisik dan ketegangan mental yang biasa dialami oleh bayi yang mengkonsumsi susu buatan. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Para ibu hendaklah menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik." [QS. Al-Baqarah: 233]

Proses menyusui akan memancarkan mata air kasih sayang dan kelembutan pada diri ibu, dan itu akan memantulkan rasa bahagia dan keamanan kepada bayi. Ketika bayi menetek, dalam diri ibu akan muncul reflek-reflek saraf yang menelurkan hormon-hormon yang berfungsi memenuhi kedua kantong susunya, dan kemudian memancar ke mulut bayi. Bayi juga akan terpengaruh oleh kondisi kejiwaan ibunya ketika proses menyusui. Oleh karena itu, saat menyusi, ibu harus berada pada kondisi kejiwaan yang tenang, jauh dari ketegangan dan kesedihan. Maka setiap kali ibu mampu menyusui bayinya secara positif, dengan menghadirkan kehangatan dan ketenangan yang maksimal, saat itu pula semua rasa itu terpantul kepada sang bayi. Perasaan aman, hangat, dan kasih sayang melalui susu ibunya itu akan semakin menambah cinta kasih dan kelembutan anak pada ibunya di masa depan.

Di antara manfaat menyusui secara alami bagi ibu adalah membantu mengembalikan kondisi rahim dan vagina secara bertahap kepada kondisi sebelum hamil. Menyusui secara alami juga akan meminimalisir terjadinya kangker payudara.

Menyusu dari tetek ibu merupakan hak anak yang ditetapkan oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ, karena susu ini adalah rezeki bagi si bayi. Sehingga menghalangi bayi untuk mendapatkannya tanpa alasan yang 'legal menurut Agama adalah sebuah kezaliman yang akan membuat ibu berdosa. Penelitian modern telah membuktikan bahwa anak-anak yang mendapatkan ASI alami sangat sedikit yang terkena penyakit seperti diare, penyakit sistem pernafasan, penyakit-penyakit lambung, alergi, dan gizi buruk.

ASI terhindar dari kuman-kuman penyakit, karena ia mengalir dari payudara langsung ke dalam mulut bayi tanpa melewati lingkungan sekitar. Hal ini akan memberikan imunitas bagi bayi dari serangan berbagai penyakit. Selain itu, ASI juga memberikannya nutrisi sesuai dengan porsi yang dibutuhkan bayi.

Anak-anak yang diberi ASI biasanya lebih cerdas daripada anak-anak yang diberi susu buatan. Anak yang menyusu pada ibunya akan menikmati kesehatan psikologis dan fisik yang lebih baik daripada anak-anak lain.

Kapan Bayi Mulai Menyusu?

Ibu dapat mulai menyusui bayinya kurang lebih setelah tiga jam dari kelahiran. Setelah melahirkan, dari payudara ibu akan keluar cairan berwarna kekuning-kuningan yang disebut colostrum, dan ini adalah satu-satunya makanan bagi si bayi dan wajib diberikan kepadanya. Adapun ASI yang sebenarnya tidak akan keluar sebelum hari ketiga dan keempat setelah melahirkan. Memulai menyusui langsung setelah melahirkan akan mambantu meningkatkan produksi susu. Apabila kondisi ibu tidak memungkinkannya untuk duduk, ia bisa menyusui bayinya dengan posisi yang ia rasa nyaman.

Ibu bisa mengalirkan ASI dalam jumlah besar besar dan cukup apabila bayi berada pada posisi yang tepat untuk menyusui. Tidak tepatnya posisi bayi ketika menyusui akan menyebabkan banyak masalah.

Di antara tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi telah berada dalam posisi yang tepat untuk menyusui adalah:

- Bayi mengarah dengan segenap badannya kepada ibunya;

- Bayi mampu melakukan hisapan yang panjang dan keras pada tetek ibu;

- Bayi merasa senang, nyaman, dan tidak tegang.

Cara Menyusui yang Alami

Ada beberapa posisi dalam menyusui bayi, dan semuanya menuntut ibu dan anak berada dalam kondisi yang nyaman, supaya proses menyusui berhasil.

Ibu dapat menyusui bayi dalam keadaan duduk di atas kursi yang nyaman. Bayi berada di atas perut ibu, seluruh badannya menghadap dan melekat pada badan ibu, dan kepalanya berada di atas pergelangan ibu, supaya bayi menghadap secara sempurna ke arah dada ibu. Dengan demikian, tetek ibu akan berada persis pada mulut bayi. Ibu juga harus memposisikan salah satu tangannya di punggung bayi, sementara tangannya yang lain digunakan untuk menyangga payudaranya.

Ibu hendaklah menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi dengan ringan dan lembut, supaya sang bayi cepat merespon secara otomatis dengan membuka mulutnya. Ibu mesti mendekatkan bayinya kepada badannya supaya bayi mudah menghisap dan dapat menekan tempat penyimpanan susu di sekeliling puting dengan lidah dan kedua rahangnya. Ibu juga harus memperhatikan bahwa hidung bayi akan berada sangat dekat atau menempel pada payudaranya. Jika lubang hidung bayi tertutup karena tekanan payudara, ibu harus mengangkat payudaranya sedikit menggunakan jari-jarinya, tapi jangan sampai ibu jari menekan bagian atas payudara, karena dapat mencabut puting dari mulut si bayi.

Durasi Menyusui

Tidak mungkin menentukan lama waktu menyusui bayi secara pasti, karena ia berbeda–beda sesuai dengan kekuatan bayi menghisap. Bayi yang kuat dan menetek pada payudara yang berisi banyak susu cukup menetek selama lima menit. Adapun dalam kondisi bayi lemah dan kurus, atau jumlah susu tidak memadai, bayi akan terus menetek selama 20 menit atau lebih. Selama waktu itu, payudara dibiarkan untuk beristirahat. Namun secara umum, rata-rata durasi sekali menyusui adalah sekitar 15 menit, dibagi pada kedua payudara.

Menambah Derasnya ASI

Di antara hal-hal bermanfaat yang berguna untuk menambah jumlah dan derasnya susu ketika dirasa kurang adalah:

1. Ibu menyusui harus meminum banyak air dan jus. Selain itu, ibu juga hendaknya memakan kurma, karena inilah yang diwahyukan oleh Allah kepada Maryam, sebagaimana disebutkan dalam firmanSubhânahu wata`âlâ-Nya (yang artinya): "Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: 'Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau'.'" [QS. Maryam: 24-26]

2. Kuatnya hisapan bayi terhadap payudara juga membantu memperbanyak produksi ASI. Karena itu, ibu harus menyusukan bayinya setiap saat.

3. Ibu harus tidur dengan baik, makan dengan baik, dan melakukan olahraga harian seperti jalan-jalan.

4. Ibu juga harus memperbanyak minum susu, sekitar setengah liter sehari. Selain juga berusaha mengurut kedua payudara dan menekannya ke arah puting. Menaruh kompres hangat dan dingin secara bergantian di atas payudara setelah diurut juga bermanfaat untuk memperbanyak ASI.

Susu Buatan

Ada beberapa kondisi di mana ibu tidak bisa menyusui bayinya. Misalnya ibu tidak berada di tempat, atau terkena penyakit yang menyebabkan minimnya produksi ASI. Dalam keadaan seperti ini, diharuskan memberi susu buatan untuk nutrisi bayi, walaupun ini memiliki efek negatif yang sangat banyak, di antaranya:

- Bayi terhalangi mendapatkan haknya yang alami untuk mendapatkan makanan terbaik yang mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkannya, serta zat-zat imunitas yang akan melindunginya dari berbagai macam penyakit;

- Bayi yang diberi susu buatan akan lebih mudah terkena penyakit kegemukan di masa depan;

- Bayi akan lebih mudah terkena penyakit sistem pencernaan;

- Susu buatan membutuhkan proses penyajian, dan diperlukan perhatian yang penuh untuk sterilisasi susu buatan ketika mempersiapkannya;

Pada kondisi yang mengharuskan untuk menyusui bayi dengan susu buatan, ibu harus mengetahui cara sehat dalam memberikannya. Ada banyak saran yang harus diberikan kepada ibu dalam hal ini, di antaranya:

1. Lubang dot bayi tidak boleh terlalu lebar, supaya bayi tidak tersedak. Juga tidak boleh terlalu sempit sehingga susu sulit keluar dan bayi kelelahan, serta menyebabkan keram otot perut;

2. Ibu harus menyuci tangannya dengan air dan sabun, serta selalu memotong kukunya minimal dua kali seminggu;

3. Ibu harus mematangkan air selama 5 menit sebelum menggunakannya Untuk susu bayi;

4. Ibu harus mensterilkan dot bayi dan mencucinya dengan air panas langsung setelah penggunaan;

5. Ibu harus mengganti rasa kasih yang tidak didapatkan bayi karena harus mengkonsumsi susu buatan. Ketika memberikan botol susu, ibu harus mendekap bayi ke dadanya, agar si bayi merasakan ketenangan, sehingga ia tetap dapat mengambil hak kehangatan dan kasih sayang yang mesti ia dapatkan.

[Sumber: Ensiklopedi Keluarga Muslim]

Artikel Terkait