Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. KELUARGA DAN MASYARAKAT
  4. Anak-Anak

Anak Anda dan Penyakit (Bag. 2)

Anak Anda dan Penyakit (Bag. 2)

Penyakit yang Umum Terjadi pada Anak-anak:

Demam: Suhu badan anak tergolong salah satu indikasi penting untuk melihat kesehatan anak. Suhu badan anak yang normal berkisar antara 36,5 ° C - 37,4 ° C. Suhu badan dapat diukur melalui mulut atau anus. Ibu harus memiliki termometer di rumahnya, dan belajar bagaimana cara menggunakannya.

Mengukur suhu badan melalui anus adalah cara yang lebih aman bagi anak-anak yang berusia di bawah enam tahun dan anak-anak yang berada dalam kondisi pingsan, atau anak yang mengalami kasus gangguan saraf. Dalam kondisi seperti ini, ibu harus menemukan termometer dan memastikan kesiap-pakaiannya, dengan memastikan ada air raksa di dalam tabungnya. Kemudian termometer diolesi minyak gliserin supaya mudah memasukkannya ke dalam anus. Lalu anak dibaringkan menyamping, kemudian kaki ditekuk ke perut, dan ibu memegang kedua kakinya dengan baik dengan satu tangan, lalu masukkan termometer ke anus dengan gerakan spiral, sehingga tabung air raksa berada di pintu anus. Setelah meletakkan termometer selama tiga menit di tempat itu, ibu membaca termometer setelah mencabutnya keluar, lalu menghitung suhu badan dengan dikurangi (0,5) derajat dari deteksi awal. Ada juga jenis termometer yang dapat diletakkan di dahi, kemudian menunjukkan suhu badan.

Suhu badan diukur dari mulut bagi anak-anak yang sudah besar dan dibolehkan menggunakan cara ini. Dalam kondisi ini, setelah terlebih dahulu dibersihkan, termometer ditempatkan di dalam mulut anak selama tiga menit, kemudian langsung dikeluarkan untuk mengidentifikasi suhu badan anak. Suhu badan juga dapat diukur dari bawah ketiak dengan menambah (0,5) derajat Celcius.

Adalah penting memeriksakan anak ke dokter untuk mengetahui penyebab demam dan memberinya pengobatan yang diperlukan.

Diare: Diare adalah penyakit paling umum di kalangan anak-anak. Penyakit ini dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh, sehingga mengakibatkan dehidrasi pada anak.

Diare disebabkan karena anak mengkonsumsi makanan yang terinfeksi mikroba, atau ibu tidak menyiapkan makanan anak dengan cara yang benar sesuai dengan usia dan kesehatan bayi, atau karena keracunan makanan. Diare terkadang disertai gejala-gejala seperti muntah, demam tinggi, perut mulas, kehilangan nafsu makan, atau adanya darah bersama tinja. Ibu harus mengganti cairan tubuh anak yang menderita diare dengan beberapa cairan yang cocok untuk itu, seperti: kuah, biji-bijian yang dimasak dan diencerkan dengan air, ASI, dan juga tersedia di apotek oralit yang dapat disuguhkan dengan mudah.

Sebagian ibu berhenti memberikan ASI ketika anak mengalami diare. Tindakan ini tidaklah benar. Ibu tetap harus menyusui anaknya dalam kondisi seperti itu. Akan tetapi, itu dilakukan ketika dehidrasi (kekeringan cairan tubuh) tidak terjadi pada anak. Adapun dalam kasus dehidrasi, ibu harus berhenti menyusui anak antara empat sampai enam jam. Pada saat itu, anak diberi minum oralit dalam jumlah banyak untuk mengganti cairan tubuhnya yang hilang, kemudian kembali menyusuinya setelah itu.

Untuk mencegah diare, ibu tidak boleh memberikan anak susu kemasan, jika mampu memberikan ASI alami. Karena diare lebih sedikit dialami oleh anak yang mendapat ASI. Tetapi jika terpaksa memberikan susu kemasan, ibu harus menyiapkannya dengan distrilkan secara benar. Ibu harus rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan susu, serta memberikan makanan yang sesuai dengan umur anaknya.

Sangat penting menutup makanan dan air minum, guna melindunginya dari lalat dan serangga, dan supaya tidak menjadi sumber mikroba.

Anemia: Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kekurangan gizi. Tetapi faktor yang paling utama adalah kurangnya nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi oleh anak. Boleh jadi penyebabnya adalah lemahnya kemampuan tubuh untuk menyerap satu atau lebih zat-zat makanan setelah dikonsumi dan dicerna, atau anak tidak mengkonsumi makanan yang kaya zat besi, atau kurangnya nafsu makan akibat hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan ibunya, serta kurangnya vitamin atau zat-zat penting dalam makanan.

Gejala-gejala Anemia adalah: Muka pucat, cepat lelah walau bekerja sedikit, pusing-pusing, dan terkadang disertai dengan hilangnya nafsu makan.

Ibu harus menyajikan makanan yang mengandung zat besi dan elemen-elemen lain yang dibutuhkan oleh anak untuk membentuk hemoglobin. Di antaranya yang terpenting adalah: hati, daging, kacang-kacangan, bayam, kacang polong, kentang, dan makanan-makanan pokok lainnya yang menjamin kesehatan anak serta membantu pertumbuhannya secara alami. Bagi anak yang masih menyusui, makanan terbaik adalah air susu ibunya.

Pencegahan dan Pertolongan Pertama

Seringkali ibu merasa kebingungan, takut, dan panik bila anaknya ditimpa kejadian mendadak dan tidak terduga. Terkadang hal-hal mendadak itu terjadi saat tidak ada dokter yang dekat dari rumah. Dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang trik-trik pertolongan pertama, ia pun tidak tahu apa yang harus diperbuat, bahkan menjadi bingung dan gugup, atau melakukan tindakan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan sakit anaknya semakin parah, atau bahkan menyebabkan kematian anak.

Tapi jika ibu mengetahui dan akrab dengan trik-trik pertolongan pertama, maka ia bisa menyelamatkan nyawa anaknya, atau setidaknya mengurangi bahaya yang menimpa anaknya.

Artikel Terkait